Senin, 11 Agustus 2008

Sapa Pendidikan Inodnesia

Sapa Pendidikan Indonesia
Hingga pekan terakhir Desember 2006, awan suram masih menyelimuti bumi Indonesia. Belum usai upaya Recovery Aceh (26-12-2004), para korban bencana gempa dan Tsunami, banjir pun melanda kota Aceh pekan ketiga Desember lalu. Tercatat di beberapa kota di Jawa, Sumatra, Aceh dan banyak lagi, air sungai meluap menggenangi rumah-rumah penduduk. Tak cukup dengan itu, bencana gempa datang lagi menghancurkan Kabupaten Mandaudinatal, Sumatra. Dunia pendidikan pun menangis dengan lalah-luntuhnya infra struktur pendidikan dan bangunan-bangunan sekolah yang ikut hancur akibat amukan alam.
Belum sirna lelah hati umat, musibah busung lapar datang melanda daerah Jogjakarta. Bangsal-bangsal rumah sakit yang terbatas tak sanggup menampung banyak pasien. Segera saja lorong-lorong yang tadinya senyap sepi mendadak berubah menjadi ruang perawatan. Jangan di tanya itu kelas berapa ?
Namun, meski suasana muram, harapan dan optimisme tentu tak boleh sirna. Makanya, meski ketiadaan patner ( hanya Ust Yusuf ) yang membantu. Sesungguhnya merupakan problem redaksi bagi usaha penerbitan edisi kedua dan sedapat mungkin karena yang terdiri hanya saya dan ust Yusuf tak mau larut dalam problem tersebut.
Sikap positif harus ditegakkan dan semangat bekerja sama harus terus di pompa walau dengan prinsip sangat sederhana; kalau kecemasan, stress, dan saling mengandalkan tak bisa menyelesaikan gundukan naskah yang masih tersimpan dalam otak. Tentu lebih senang bekerja dengan “Senyum, Optimisme dan Kelapangan dada”
Hasilnya? Ahaa….! Inilah sajian edisi kedua kami hadirkan untuk anda semua yang insyaAlloh kami buat dengan sepenuh “CINTA dan KEBERSAMAAN”. Semoga kita turut membangkitkan rasa optimisme kita semua untuk selalu meyakini janji Alloh, yang pasti adanya bahwa setiap ujian kesulitan, selalu Alloh iringkan bersamanya satu kemudahan.”Tak ada kata berhenti untuk Berjuang”

Tidak ada komentar: