Minggu, 04 Oktober 2009

guru masa depan

“Menjadi Guru Masa Depan”
Ust Abdul Qohin

Kekuatan Mimpi
Tuntutan perubahan mindset manusia di era kesejagadan menuntut suatu perubahan yang sangat besar dalam pendidikan nasional. Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan kita adalah warisan dari sistem pendidikan lama yang isinya menghafal fakta tanpa makna. Merubah sistem pendidikan indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah. Sistem pendidikan Indonesai merupakan salah satu sistem pendidikan terbesar didunia yang meliputi sekitar 30 juta peserta didik, 200 ribu lembaga pendidikan, dan 4 juta tenaga pendidik, tersebar dalam area yang hampir seluas benua Eropa. Namun perubahan ini merupakan sebuah keharusan jika kita tidak ingin terlindas oleh perubahan jaman global. Dan perubahan itu harus di mulai dari sebuah mimpi. Mimpi untuk menjadi bangsa yang bermartabat di mata bangsa lain.
Mimpi memiliki kekuatan yang sama pentingnya dengan action plan. Dasar yang menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu adalah mimpi. Jika kita tidak punya mimpi, kita tidak bisa bergerak. Karena kita tidak tahu dari mana memulainya. Mulailah dari bermimpi. Sama seperti mahasiswa yang mengalami masalah psikologis ketika tidur tanpa mimpi, demikian kita punya masalah jika hidup tanpa mimpi. Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai sukses, mari bicarakan dulu mimpi kita. Mimpi seorang guru menjadi guru masa depan..
Dalam sebuah kolom Inspirasi pendidikan. Pertama saya terkejut ketika di tulis tentang kekuatan mimpi. Dalam artikel tersebut di tulis ”Jangan pernah meremehkan mimpi”. Ini sesungguhnya menunjukkan kepada kita tentang Kemampuan bermimpi seseorang yang akan menunjukkan seberapa besar keinginan seseorang untuk membuat masa depan lebih baik dari kemarin. Mimpi merupakan energi yang dahsyat untuk sanggup menghantarkan seseorang menuju apapun yang diinginkan. Sungguh mengenaskan jika guru merasa ragu atau takut untuk bermimpi. Semua itu merupakan cermin kepercayaan diri.

Guru harus berani bermimpi tentang peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dan mewujudkan impian itu menjadi kenyataan. Mimpi mempunyai kekuatan dahsyat yang bisa membuat hal remah menjadi hebat. Mimpi bisa mengubah nol menjadi matahari. Mimpi mampu memberikan seorang motivasi untuk berencana, bertindak, dan mengatur strategi. Dengan memiliki mimpi guru akan melakukan langkah pertama menuju sukses. Guru tanpa mimpi bagaikan burung tanpa sayap, jelas tidak dapat terbang bebas, kepakkan sayap di angkasa luas. Tanpa mimpi tidak akan ada perubahan. Mimpi akan membawa guru membuka jendela masa depan.

Masa depan anak-anak negeri hanya milik sang guru pemimpi yang percaya akan adanya keindahan mimpi-mimpinya. Impian adalah ambisi dalam diri seseorang yang menjadi pengarah untuk maju. Impian yang besar akan mempunyai kekuatan yang besar pula. Mimpi dapat menjadi penjamin keberhasilan karena senantiasa menjadi motivasi menggapai tujuan. Motivasi akan menggerakkan tubuh dan mengatur strategi ampuh yang dapat ditempuh.

Menjadi Guru Pembaharu

Menjadi guru di era IT(informasi dan tehnologi) tidak semudah membalik telapak tangan. Untuk mengerakkan perubahan dibutuhkan guru bermental pembaharu. Bicara tentang perubahan adalah bicara tentang mental. Mental yang berani untuk bermimpi tentang meningkatnya kualitas pendidikan anak negeri, mental yang berani bekerja keras, dan mental yang selalu ingin belajar tanpa batas.
Joni Aryadinata pernah berkata tidak ada tempat bagi orang yang bermental separo. Betapa kegigihan, ketabahan, dan kesabaran tidak boleh sedikit pun lepas dari benak seorang guru. Tidak ada yang bisa mengubah dunia, yang ada adalah mengubah diri sendiri. Mengubah diri sendiri mungkin hanya akan membawa perubahan kecil. Tapi percayalah bahwa yang besar itu berasal dari yang kecil.

Guru pembaharu harus menguasai banyak pengetahuan (akademik, pedagogik, sosial dan budaya), mampu berpikir kritis, tanggap terhadap setiap perubahan, dan mampu menyelesaikan masalah. Guru tidak boleh hanya datang ke sekolah melulu untuk mengajar saja. Kemampuan untuk mengelola kelas saja tidak cukup lagi. Guru diharapkan bisa menjadi pemimpin dan agen perubahan, yang mampu mempersiapkan anak didik untuk siap menghadapi tantangan global di luar sekolah. Selain orang tua peran guru dalam mengarahkan masa depan anak didiknya sangat signifikan. Bisa dibayangkan apa jadinya kalau guru tidak siap menghadapi semua tantangan dinamika pendidikan era kesejagadan, yang nota-bene masih terus akan berubah tahun demi tahun.

Kriteria Guru Masa depan

Finlandia menjadi Negara terbaik dunia dalam pendidikan. Berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Penelitian mengukur bidang sains, membaca, dan matematika. Finlandia tidaklah menggenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau membombardir siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun,dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Sedang Korea Selatan, menempati ranking kedua setelah Finlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam belajar perminggu di sekolah.

Lalu, apa kunci keberhasilan pendidikan? Ternyata kuncinya memang terletak pada kualitas gurunya. Guru-guru Finlandia boleh dikata adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis.


Bicara kualitas guru, kita semua akan di ingatkan oleh film laskar pelangi. Menurut saya dari film tersebut menginspirasi kita semua untuk senantiasa menjadi guru yang di damba siswa. Guru berkualitas dan ideal dalam pandangan Ikal dalam ‘Laskar Pelangi’nya Andrea Hirata adalah Ibu Mus yang memiliki kemampuan ‘super hero’. Ibu Mus dapat mengajar mereka dari kelas I sampai kelas VI SD yang kebetulan di sekolah tersebut hanya terdapat satu orang guru. Guru ideal barangkali juga guru yang tidak tega melihat peserta didiknya tidak lulus dalam menempuh ujian nasional dengan membocorkan soal atau memberikan kunci jawaban dengan suka rela.

Menurut Prof Herawati Susilo MSc PhD, pakar pendidikan Universitas Negeri Malang, Ada enam kriteria guru masa depan (ideal) untuk menghadapi tantangan masa depan yaitu: Belajar sepanjang hayat, literat sains dan teknologi, menguasai bahasa inggris dengan baik, terampil melaksanakan penelitian tindakan kelas, rajin menghasilkan karya tulis ilmiah, dan mampu membelajarkan peserta didik berdasarkan filosofi konstruktivisme dengan pendekatan kontekstual.

Berdasarkan penjelasan di atas, jelaslah bangsa indonesia membutuhkan guru-guru dengan kualitas suprer. Senada dengan pandangan di atas di pertegas pula oleh Dra Husnul khotimah M.Pd yang mengkriteriakan guru dalam beberapa Kriteria yaitu : Pertama, guru ideal adalah guru yang dapat membagi waktu dengan baik. Dapat membagi waktu antara tugas utama sebagai guru dan tugas dalam keluarga, serta dalam masyarakat dengan salah satu cara yaitu mengurangi waktu untuk istirahat lihatlah Imam Syafii, Soekarno, Buya Hamka, dan mungkin banyak orang ternama lainnya yang penulis belum sempat membaca biografinya. Mereka banyak memanfaatkan waktunya untuk kemaslahatan orang banyak.

Kedua, guru ideal adalah guru yang rajin membaca. Membaca tidak terikat waktu, ruang dan tempat. Tidak terikat waktu karena membaca dapat dilakukan kapan saja, bergantung keinginan dan waktu luang.Apakah guru memiliki budaya membaca.

Ketiga, Guru ideal adalah guru yang banyak menulis. Menulis juga tidak terikat ruang, waktu dan tempat. Pernahkah guru memanfaatkan waktu untuk menulis dalam jurnal mengajarnya di sela-sela kegiatan mengajar, sehingga yang dihadapi pada hari itu dapat menjadi sebuah rancangan penelitian atau bahkan sebuah artikel? Karena dengan menulis kita akan berada di mana-mana, karya tulis kita akan di baca oleh banyak orang dan dapat juga dimanfaatkan oleh orang lain sebagai sumber bacaan.
Keempat, Guru ideal adalah guru yang gemar melakukan penelitian. Cikal penelitian adalah adanya masalah. Seorang peneliti tidak akan percaya masalah dapat diselesaikan tanpa penelitian. Seorang guru akan selalu gelisah dengan prestasi dan proses belajar peserta didiknya sehingga guru akan terus memiliki budaya meneliti. Keempat kriteria sebagai tertulis di atas merupakan hal yang diperlukan bila seorang guru dapat dikategorikan sebagai guru ideal dan guru masa depan.

Sebuah Renungan

Sesungguhnya guru menduduki posisi sentral dalam dunia pendidikan maupun dalam kemasyarakatan. Guru harus menjadi aktor penggerak perubahan dan sekaligus menjadi aktor lokomotif pembaharu peradaban. Pendidikan harus mampu mengantisipasi perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Untuk itu, guru harus selalu meng-upgrade kemampuannya sesuai tuntutan zaman dengan asupan gizi seorang pendidik (pelatihan,workshop,seminar dll). Guru tidak lagi memberikan informasi dalam bentuk ceramah dan buku teks. Namun, guru akan berperan sebagai fasilitator, tutor dan sekaligus pembelajar. Materi yang akan disampaikan guru pun tidak lagi berbentuk informasi dalam bidang studi terlepas tetapi hubungan antar informasi. Untuk itu, guru membutuhkan multidisciplinary thinking dan kemampuan melihat dari beragam perspektif . Era global, menuntut guru mampu membawa siswa menjadi pribadi yang banyak bertanya, dapat meng-evolusi pola pikir, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mampu mengembangkan pembelajaran, mengembangkan bakat, dan memperkaya kepribadian. Dan jangan lupa guru harus ”menginspirasi” anak didiknya.

Guru selayaknya memimpikan hal-hal besar sebab impian menimbulkan hasrat yang kuat untuk meraihnya. Karena Mimpi adalah ambisi yang menggerakkan manusia untuk maju. Ia adalah hasrat yang mendorong manusia mewujudkannya. Dunia tumbuh dengan peradaban lebih tinggi dan tehnologi lebih hebat berkat impian orang-orang besar. Orang-orang besar itu adalah para pemimpi. Segala kemajuan saat ini adalah impian generasi pendahulu kita. Impian dapat menjadi motivasi yang membangkitkan ambisi dan optimisme sehingga seorang mampu melampaui semua rintangan dan kesulitan. Impian menciptakan energi untuk berprestasi. Impian menjadikan seseorang penuh vitalitas dalam bekerja mendidik anak-anak sekaligus sebagai Tauladan yang baik untuk membangun peradaban bangsa yang lebih maju.

Guru patut bermimpi tentang masa depan pendidikan yang cemerlang dan kualitas SDM anak-anak bangsa yang menjulang. Tanpa mimpi, banyak orang tidak maju, karirnya jalan di tempat, dan ia menjalani rutinitas yang membosankan. Pendidikan sangatlah penting bagi masa depan bangsa. Pendidikan adalah panglima pembangunan yang mampu mengerakkan potensi bangsa yang amat besar. Tak pernah ada kata final dalam membangun kualitas pendidikan. Selamat hari guru! Mudah-mudahan kita menjadi bagian dari guru masa depan