“Ayat-ayat Tarbawi (Pendidikan)”
1.
Surat
Abasa ayat 1-3
}§t6tã
#’¯<uqs?ur
ÇÊÈ br&
çnuä!%y`
4‘yJôãF{$#
ÇËÈ $tBur
y7ƒÍ‘ô‰ãƒ
¼ã&©#yès9
#’ª1¨“tƒ
ÇÌÈ
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
2. karena telah
datang seorang buta kepadanya[1554].
3. tahukah kamu
barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),
[1554] Orang buta
itu bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah s.a.w.
meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan
berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy dengan
pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah
surat ini sebagi teguran kepada Rasulullah s.a.w.
Tafsir singkat
Dalam tafsir Jalalain di jelaskan tentang sebuah peristiwa ketika
Nabi sedang berdakwah di hadapan para pembesar Qurays. Datanglah seorang
laki-laki yang bernama Abdullah bin Umi MakTum. (Dia telah bermuka masam) yakni Nabi Muhammad
telah bermuka masam (dan berpaling) yaitu memalingkan mukanya karena, (telah
datang seorang buta kepadanya) yaitu Abdullah bin Umi Maktum. Nabi saw. tidak melayaninya karena pada saat itu ia
sedang sibuk menghadapi orang-orang yang diharapkan untuk dapat masuk Islam,
mereka terdiri dari orang-orang terhormat kabilah Quraisy, dan ia sangat
menginginkan mereka masuk Islam. Sedangkan orang yang buta itu atau Abdullah
bin Umi Maktum tidak mengetahui kesibukan Nabi saw. pada waktu itu, karena ia
buta. Maka Abdullah bin Umi Maktum langsung menghadap dan berseru,
"Ajarkanlah kepadaku apa-apa yang telah Allah ajarkan kepadamu." Akan
tetapi Nabi saw. Pergi berpaling darinya menuju ke rumah, maka turunlah wahyu
yang menegur sikapnya itu, yaitu sebagaimana yang disebutkan dalam surat ini.
Nabi saw. setelah itu, apabila datang Abdullah bin Umi Maktum berkunjung
kepadanya, beliau selalu mengatakan, "Selamat datang orang yang
menyebabkan Rabbku menegurku karenanya," lalu beliau menghamparkan kain serbannya
sebagai tempat duduk Abdullah bin Umi Maktum.
Kaitannya dengan pendidikan adalah:
1.
Setiap
insan berhak memperoleh pendidikan, tanpa mengenal ras, suku bangsa, agama
maupun kondisi pribadi/fisik dan
perekonomiannya (Pendidikan Inklusif)
2. Sebagai seorang pendidik harus bijak dalam menghadapi anak
didiknya dan tidak membeda-bedakan hanya karena fisik yang tidak sempurna.
2. Surah asy-Syu'ara: 214
ö‘É‹Rr&ur
y7s?uŽÏ±tã
šúüÎ/tø%F{$#
ÇËÊÍÈ
214. dan berilah
peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
Tafsir singkat
Dalam Tafsir Jalalain yang
dimaksud kerabat-kerabatmu di atas adalah Bani Hasyim dan Bani Muthalib, lalu
Nabi memberikan peringatan kepada mereka secara terang-terangan. Ketika ayat
ini turun, Rasul SAW naik ke puncak bukit Shafa, di Mekah, lalu menyeru
keluarga dekat beliau dari keluarga besar 'Ady dan Fihr yang
berinduk pada suku Quraisy. Semua keluarga hadir atau mengirim utusan. Abu
Lahab pun datang, Ialu Nabi SAW bersabda: "bagaimana pendapat kalian, jika
aku berkata bahwa:di belakang lembah ini ada pasukan berkuda bermaksud
menyerang kalian, apakah kalian mempercayai aku?" mereka berkata:
"Ya, kami belum pernah mendapatkan darimu kecuali kebenaran". Lalu
Nabi bersabda: "Aku menyampaikan kepada kamu semua sebuah peringatan,
bahwa di hadapan sana (masa datang) ada siksa yang pedih". Abu Lahab yang mendengar sabda
beliau itu, berteriak kepada Nabi SAW berkata: "celakalah engkau sepanjang
hari, apakah untuk maksud itu engkau mengumpulkan kami?" Maka turunlah
surah Tabbat Yada Abi Lahab" (HR.Bukhori, Muslim, Ahmad dan lain-lain
melalui Ibn Abbas).
Demikianlah ayat ini mengajarkan
kepada rasul SAW dan umatnya agar tidak pilih kasih, atau memberi kemudahan
kepada keluarga dalam hal pemberian peringatan dan pendidikan
3.
Surat
An Nahl ayat 125
äí÷Š$#
4’n<Î)
È@‹Î6y™
y7În/u‘
ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/
ÏpsàÏãöqyJø9$#ur
ÏpuZ|¡ptø:$#
( Oßgø9ω»y_ur
ÓÉL©9$$Î/
}‘Ïd
ß`|¡ômr&
4 ¨bÎ)
y7/u‘
uqèd
ÞOn=ôãr&
`yJÎ/
¨@|Ê
`tã
¾Ï&Î#‹Î6y™
( uqèdur
ÞOn=ôãr&
tûïωtGôgßJø9$$Î/
ÇÊËÎÈ
125. serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
[845] Hikmah: ialah
Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan
yang bathil.
Tafsir
singkat
Dalam tafsir Jalalain di jelaskan : Alloh memerintahkan kepada Nabi untuk menyeru
kepada manusia kepada jalan Rabbmu dengan cara bil hikah
(dengan hikmah), dengan Alquran (dan pelajaran yang baik) pelajaran yang baik
atau nasihat yang lembut. (dan bantahlah mereka dengan cara) bantahan (yang
baik) seperti menyeru mereka untuk menyembah Allah dengan menampilkan kepada
mereka tanda-tanda kebesaran-Nya atau dengan hujah-hujah yang jelas.
(Sesungguhnya Rabbmu Dialah Yang lebih mengetahui) Maha Mengetahui (tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk) maka Dia membalas mereka. ayat ini diturunkan sebelum
diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir. Dan diturunkan ketika Hamzah
gugur dalam keadaan tercincang; ketika Nabi saw. melihat keadaan jenazahnya,
lalu beliau saw. bersumpah melalui sabdanya, "Sungguh aku bersumpah akan
membalas tujuh puluh orang dari mereka sebagai penggantimu."
Ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari ayat ini bahwa
metode yang di lakukan dalam proses pendidikan diantaranya:
1. Ceramah (Perkataan yang tegas dan benar)
2. Diskusi
4.
Surat
Luqman ayat 13
øŒÎ)ur
tA$s%
ß`»yJø)ä9
¾ÏmÏZö/ew
uqèdur
¼çmÝàÏètƒ
¢Óo_ç6»tƒ
Ÿw
õ8ÎŽô³è@
«!$$Î/
(
žcÎ)
x8÷ŽÅe³9$#
íOù=Ýàs9
ÒOŠÏàtã
ÇÊÌÈ
13. dan (ingatlah)
ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
(dan)
ingatlah (ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia menasihatinya,
"Hai anakku) lafal bunayya adalah bentuk tashghir yang
dimaksud adalah memanggil anak dengan nama kesayangannya (janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan) Allah itu (adalah
benar-benar kelaliman yang besar.") Maka anaknya itu bertobat kepada Allah
dan masuk Islam.
Berdasarkan
surat Luqman ayat 13 materi pendidikan yang di prioritaskan adalah pendidikan
akidah terlebih dahulu, dengan penyampaian lembut dan penuh kasih sayang.
kenapa dalam mendidik perlu diutamakan akidah terlebih dahulu? Kenapa tidak
yang lain? Jawabnya adalah karena akidah merupakan pondasi dasar bagi manusia
untuk mengarungi kehidupan ini. Akidah yang kuat akan membentengi anak dari
pengaruh negatif kehidupan dunia.
5.
Surat
Al Alaq ayat 1-5
ù&tø%$# ÉOó™$$Î/ y7În/u‘ “Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7š/u‘ur ãPtø.F{$# ÇÌÈ “Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ
1. bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4.
yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan
perantaraan tulis baca.
Penafsiran
singkat :
001. (Bacalah) maksudnya mulailah
membaca dan memulainya (dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan)
semua makhluk-makhluk.
002. (Dia telah menciptakan manusia)
atau jenis manusia (dari 'alaq) lafal 'Alaq bentuk jamak dari
lafal 'Alaqah, artinya segumpal darah yang kental.
003. (Bacalah) lafal ayat ini
mengukuhkan makna lafal pertama yang sama (dan Rabbmulah Yang Paling
Pemurah) artinya tiada seorang pun yang dapat menandingi kemurahan-Nya. Lafal
ayat ini sebagai Haal dari Dhamir yang terkandung di dalam lafal Iqra'.
004. (Yang mengajar) manusia menulis
(dengan qalam) orang pertama yang menulis dengan memakai qalam atau pena ialah Nabi
Idris a.s.
005. (Dia mengajarkan kepada manusia)
atau jenis manusia (apa yang tidak diketahuinya) yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya
hidayah, menulis dan berkreasi serta hal-hal lainnya
Dalam pandangan Quraish Shihab kata Iqra’ terambil
dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna
seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu,
dan membaca teks tertulis maupun tidak.
Wahyu pertama itu tidak menjelaskan
apa yang harus dibaca, karena al-Qur’an menghendaki umatnya membaca apa saja
selama bacaan tersebut bismi Rabbik, dalam arti bermanfaat untuk
kemanusiaan. Iqra’ berarti bacalah, telitilah, dalamilah,
ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun
diri sendiri, yang tertulis maupun yang tidak. Alhasil, objek perintah iqra’ mencakup
segala sesuatu yang dapat dijangkaunya
a. Iqra` bisa berarti membaca
atau mengkaji. sebagai aktivitas intelektual dalam arti yang luas, guna
memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu
tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena iqra` haruslah dengan bismi
rabbika
b. Kata al-qalam adalah simbol
transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, nilai dan keterampilan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Kata ini merupakan simbol abadi sejak manusia
mengenal baca-tulis hingga dewasa ini. Proses transfer budaya dan peradaban
tidak akan terjadi tanpa peran penting tradisi tulis–menulis yang dilambangkan
dengan al-qalam.
6.
Surat
Al Kahfi ayat 66
tA$s% ¼çms9 4Óy›qãB ö@yd y7ãèÎ7¨?r& #’n?tã br& Ç`yJÏk=yèè? $£JÏB |MôJÏk=ãã #Y‰ô©â‘ ÇÏÏÈ tA$s% y7¨RÎ) `s9 yì‹ÏÜtGó¡n@ zÓÉëtB #ZŽö9|¹ ÇÏÐÈ
66. Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu
supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah
diajarkan kepadamu?" 67. Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali
tidak akan sanggup sabar bersama aku.
Tafsir singkat
Dalam Tafsir Jalalain bahwa
terjadi dialog antara Nabi Musa dan Nabi Khidir : (Musa
berkata kepada Khidhir, "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan
kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan
kepadamu?)" yakni ilmu yang dapat membimbingku. Menurut suatu qiraat
dibaca Rasyadan. Nabi Musa meminta hal tersebut kepada Khidhir. karena menambah
ilmu adalah suatu hal yang dianjurkan. 067. (Dia menjawab, "Sesungguhnya
kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku").
Dalam pertemuan kedua tokoh
pada ayat ini diceritakan Nabi Musa yang terkesan banyak menanyakan sesuatu
kepada Khidhr yang memiliki ilmu khusus. Sementara jawaban dari Khidhr
a.s. menyatakan bahwa Nabi Musa tidak akan sanggup untuk sabar
bersamanya. Dan bagaimana Nabi Musa dapat sabar atas sesuatu, sementara ia
belum menjangkau secara menyeluruh beritanya.
Kaitan ayat ini dengan aspek
pendidikan bahwa seorang pendidik hendaknya:
1. Menuntun anak didiknya
2. Memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam menuntut
ilmu,
3. Mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik
mengetahui bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang
akan dipelajarinya.
4. Konsep kesabaran dalam pendidikan